BAB II
PEMBAHASAN
BAHASA DAN BERBAHASA
A. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) adalah bahasa itu sebuah system, bahasa itu bersifat bunyi, bahasa itu lambing, bahasa itu konvensional, bahasa itu bersifat arbirter, bahasa itu bermakna, bersifat unik, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu dinamis, bahasa merupakan identitas penuturnya, dan bahasa adalah alat interaksi social.
Hakikat bahasa menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) adalah bahasa itu sebuah system, bahasa itu bersifat bunyi, bahasa itu lambing, bahasa itu konvensional, bahasa itu bersifat arbirter, bahasa itu bermakna, bersifat unik, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu dinamis, bahasa merupakan identitas penuturnya, dan bahasa adalah alat interaksi social.
Sedangkan
hakikat bahasa menurut Oki (dalam Yaqin, 1994: 3) yaitu:
1.Oral (menghasilkan bunyi)
2. Sistematis (terdapat aturan dan kompleks)
3.Arbirter (manasuka)
4.Konvensional
5.Beragam.
6.Unik dan universal
7. Produktif atau kreatif
8. Merupakan fenomena social
9. Berkembang sewaktu-waktu
10. Bersifan insane (hanyamanusia yang memiliki
kemampuan berbahasa).
Dari paparan
beberapa pakar di atas, dapat kami simpulkan bahwa hakikat bahasa adalah sebuah
bunyi ujaran yang berupa lambing atau simbol, bersistem yang bersifat arbirter,
produktif, unik, dan universal yang digunakan sebagai alat komunikasi manusia
untuk berinteraksi dengan sesame.
B. Asal Usul
Bahasa
Berbicara tentang asal usul bahasa tidak akan ada habisnya, karena begitu banyak pakar yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan penemuan mereka masing-masing. Untuk itu kita akan mengambil dari beberapa pakar yang berkenaan dengan asal usul bahasa.
Berbicara tentang asal usul bahasa tidak akan ada habisnya, karena begitu banyak pakar yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan penemuan mereka masing-masing. Untuk itu kita akan mengambil dari beberapa pakar yang berkenaan dengan asal usul bahasa.
Menurut
pandangan Islam menyebutkan bahwa bahasa besumber dari Tuhan. Dalam kitab suci
agama Islam misalnya disebutkan bahwa Adam sebagai manusia pertama yang
diciptakan oleh Allah dengan berbagai kemampuan yang dibekalkan kepadanya,
termasuk berbahahasa (Q.S. Al Baqoroh: 31 dan Q.S Ar Rum: 22).
Akan tetapi,
lain lagi jika menurut kisah “kejadian” (Injil, Kajadian 2: 19) bahwa manusia
diciptakan dalam imajinasi Tuhan dan kemampuan bahasa merupakan salah satu dari
sifat manusia.
Dalam teori
Brooks (dalam Chaer, 2002: 32) dapat juga kita ketahui mengenai asal usul
bahasa. Teori ini sejalan dengan psikolinguistik dewasa sekarang ini. Di sini
dijelaskan bahwa bahasa itu lahir bersamaan dengan kelahiran manusia.
Berdasarkan penemuan-penemuan antropologi, arkeologi, sejarah purba, dll. Yang
kita ketahui sekarang adalah sejarah yang kira-kira dua juta tahun yang lalu.
Menurut hipotesis Brook bahasa pada mulanya dulu berupa bunyi-bunyi tetap yang
untuk menggantikan atau symbol bagi benda, hal, atau kejadian tetap di sekitar
yang dekat dengan bunyi-bunyi itu. kemudian bunyi-bunyi itu dipakai bersama
oleh orang-orang setempat.
Dari definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa itu timbul akibat tiruan bunyi-bunyi
yang didengar oleh manusia dan lingkungannya. Kemudian dimaknai oleh seseorang,
dipengaruhi oleh dorongan hati yang kuat seseorang untuk melakukan interaksi
(komunikasi). Karena setiap manusia pasti memiliki keinginan-keinginan yang
ingin diwujudkan serta diutarakan. Terlihat jelas bahwa di sini manusialah yang
berperan dalam mengemukakan sebuah bahasa tersebut. dan akal manusia juga yang
membuatnya sempurna.
Darip
perbedaan-perbedaan yang ada, tidak dapat kita salahkan karena kita merupakan
penerus dari nenek moyang, yang hanya dapat mewarisi apa yang mereka miliki.
Sehinggah kajian yang ada bersifat terbatas. Adapun teori-teori yang ada, bahwa
sumber bahasa dari tuhan, bunyi alam, isyarat lisan, hanyalah semata kemampuan
manusia secara fisiologis.
C. Fungsi-Fungsi Bahasa
C. Fungsi-Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa
secara umum adalah sebagai alat interaksi social (komunikasi), dalam arti alat
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (chaer, 2002:
33). Komunikasi ini dapat berupa lisan maupun tulisan. Komunikasi dengan bahasa
ini, dapat kita jumpai melalui aktivitas manusia yang mendasar, yaitu dengan
berbicara dan mendengarkan. Dua kegiatan inilah yang sangat berperan penting
dalam pencapaian tujuan.
Sedangkan
fungsi khusus yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang adalah sebagai
berikut:
1.Sebagai alat ekspresi diri, bahasa sebagai wahana
untuk mengespresikan kehendaknya atau perasaannya padasasaran yang tepat.
2. Bahasa seabgai alat komunikasi
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi social
4. Bahasa sebagai alat control social.
Sedangkan menurut Finachiaro (1977) membagi fungsi
bahasa menjadi beberapa yaitu:
1. Fungsi bahasa yang bersifat intrapersonal
(matheik), yaitu penggunaan bahasa untuk memecahkan persoalan.
2. Fungsi bahasa bersifat interpersonal (progmatik),
yaitu yang menunjukkan adanya suatu pesan atau keinginan penutur.
3. Fungsi direktif, yaitu untuk mengatur orang lain
4. Funsi referensial, yaitu untuk menampilkan suatu
referen
5. Fungsi imajinatif
D.Struktur Bahasa
D.Struktur Bahasa
Berbicara
tentang struktur bahasa, dalam setiap analisis bahasa ada dua buah konsep yang
perlu dipahami, yaitu struktur dan system. Struktur menyangkut masalah hubungan antara unsure-unsur di dalam
satuan ujaran. Sedangkan system
berkenaan dengan hubungan antara unsure-unsur bahasa pada satuan-satuan ujaran
yang lain.
Dalam
linguistic generative transformasi dapat dilihat beberapa tentang sruktur
bahasa yaitu:
1. Tata bahasa
tata bahasa ini sama dengan sebuah “pengetahuan”
seseorang akan bahasanya, yang lazim disebut dengan “kompetensi”. Kemudian
kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi). Adapun
pengetahuan seseorang akan tata bahasanya dinuranikan oleh orang sejalan dengan
proses pemerolehan bahasa. Yang dinuranikan
itu tidak alain adalah dari rumus-rumus atau kaidah-kaidah yang
jumlahnya terbatas, yang digunakan untuk membangkitkan kalimat atau bahasa-bahasa
yang tidak terbatas.
2. Struktur luar dan struktur dalam
Struktur dalam adalah struktuir kalimat itu secara
abstrak yang berada di dalam otak penutur sebelum kalimat diucapkan oleh
penutur. Sedangkan yang dimaksud struktur luar adalah struktur kalimat itu
ketika diucapkan oleh seseorang yang dapat kita dengar dan kita cerna dengan
berbagai macam makna.
3. Komponen tata bahasa
Setiap
tata bahasa dibangun oleh komponen. Komponen tata bahasa ini terdapat tiga
macam komponen, yaitu:
a. Komponen sintaksis,
guna untuk menentukan hubungan antara
pola-pola bunyi bahasa dengan makna-maknanya dengan cara mengatur urutan
kata-kata yang membentuk frase atau kalimat sesuai dengan makna yang diinginkan
penuturnya.
b. Komponen semantic,
maksudnya ialah mengetahui dari makna yang terkandung. Dengan kata lain setiap
bahasa yang diujarkan dapat dikethui maknanya oleh pemakai bahasa. Makna suatu
kalimat juga dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah (1) makna
leksikal kata yang membentuk kalimat, (2) urutan kata dalam organisasi kalimat,
(3) intonasi, cara kalimat diucapkan atau dituliskan, (4) konteks situasi, (5) kalimat sebelum dan sesudah yang
menyertai kalimat itu.
c. Komponen fonologi,
yaitu system bunyi suatu bahasa. Tugasnya mengubah struktur-luar sintaksis
menjadi representasi fonetik yaitu bunyi-bunyi bahasa yang kita dengar yang
diucapkan oleh seorang penutur.
E. Proses Berbahasa
Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa sendiri adalah proses menyampaikan informasi dalam berkomunikasi itu. Proses berbahasa adalah proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara ataupun proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu system kognitif yang ada pada manusia.
Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa sendiri adalah proses menyampaikan informasi dalam berkomunikasi itu. Proses berbahasa adalah proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara ataupun proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu system kognitif yang ada pada manusia.
Manusia
mempuyai suatu system penggunaan bahasa dan psikologi bahasa yang mempelajari
cara kerja dari system ini. System ini dapat menerangkan misalnya, bagaimana
manusia dapat menyampaikan pikiran dengan kata-kata (produksi bahasa) dan
bagaimana manusia mengerti “isi’ pikiran atau makna dari suatu kalimat yang
diucapkan atau ditulis (persepsi bahasa).
Berbahasa
merupakan gabungan berurutan antara dua proses. Pertama, proses produktif artinya proses yang berlangsung pada diri
pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. Kedua, proses reseptif artinya proses
yang berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang
bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat
artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengar.
Proses rancangan berbahasa produktif dapat dibagi menjadi tiga tahapan yakni: (1)
encode semantic, yaitu proses penyusunan ide, gagasan, atau konsep.
(2) encode gramatikal, yaitu penyusunan konsep atau
ide dalam bentuk satuan gramatikal.
(3) encode fonologi, yaitu penyusunan bunyi dari
kode tersebu yang kemudian dilontarkan kepada lawan bicara dengan pemahaman.
0 komentar:
Posting Komentar